Sabtu, 09 Juli 2011

Watentri Abeng

Kisah Sesama Saudara

Luwu adalah salah satu dari tiga Kerajaan Terbesar di Sulawesi Selatan yang pernah berjaya di masa lalu. Luwu dikenal sebagai tempat kelahiran Sawerigading, seorang pelaut yang namanya sangat melegenda sampai saat ini. Orang mengatakan bahwa dia berhasil mencapai Cina dalam perjalanan mencari temannya yang bernama 'We Cudai'. Cerita Sawerigading ini menjadi sebuah cerita terkenal dengan judul "Sure I Lagaligo" yang naskah aslinya disimpan di Perpustakaan Universitas Leiden, Negeri Belanda.

Konon menurut legenda itu, di Luwu pernah hidup sesosok manusia yang bernama I Lagaligo atau Sawerigading, putera mahkota kerajaan Luwu di pesisir Sulawesi Selatan. Sang Pangeran sempat melanglang buana dan suatu saat sampai di negerinya kembali.

Saat tiba di Luwu itu ia jatuh hati pada saudara kembarnya sendiri yang cantik, Watentri Abeng. Tentu saja Sang Puteri menolak cinta ini. Raja dan Permaisuri juga marah karena beranggapan bahwa keinginan Sawerigading tersebuthanya akan mendatangkan malapetaka bagi bumi Luwu.

Bagaimana pun juga, Watentri Abeng jadi ikut berduka. Untuk menghibur Sawerigading, Watentri menyuruh saudara kembarnya ini pergi ke negeri Cina. Di sana, kata Watentri, ada seorang puteri yang wajahnya mirip dengan dirinya. We Cudai namanya. Sawerigading menerima usulan itu. Namun sayang, Sawerigading tidak dapat segera berlayar karena kapalnya sudah tua dan rapuh.

Untuk membuat sebuah kapal yang baru dan tangguh, Watentri menunjuk pohon welengrenge, sebatang pohon milik Dewata di Mangkutu, sebagai kayunya. Pohon yang dianggap bertuah itu pun dicoba untuk ditebang. Tetapi dengan kekuatan apapun pohon itu tidak juga bisa ditumbangkan.

Atas saran Wetentri Abeng, diadakanlah upacara besar-besaraan, dipimpin Iangsung oleh nenek Sawerigading yang dikenal sangatsakti. Tatkala pohon roboh, pohon welengrenge langsung masuk ke perut bumi membawa serta nenek Sawerigading. Namun hanya sesaat sebab kemudian muncul sebuah perahu yang megah dan indah.

Dengan kapal itulah Sawerigading lalu berlayar menuju negeri Cina. Mungkin karena sangat patah hatinya, sebelum bertolak, Sawerigading sempat mengucap sumpah bahwa dia tidak akan pulang ke tanah Luwu, kecuali bila tulangnya dibawa tikus.

Sesampai di Cina, Sawerigading berhasil menemukan puteri yang dimaksud dan akhirnya ia pun mempersunting puteri yang bernama We Cudai itu. Nampaknya Sawerigading bahagia karena wajah puteri itu mirip dengan Watentri Abeng.

Namun setelah cukup lama tinggal di negeri Cina, timbul rasa rindu Sawerigading untuk pulang ke kampung halamannya. Karena tidak bisa dibendung, apalagi mungkin karena darah pelaut sangat mendesaknya, akhirnya Sawerigading berlayar kembali ke Tanah Luwu .

Rupanya Sawerigading lupa akan sumpahnya. Ia berlayar pulang dengan perahu yang dipakainya berangkat dahulu. Sumpahnya berlaku sehingga menjelang perahu mendekati pantai Luwu, tiba tiba perahunya pecah. Pecahan perahunya terdampar di 3 tempat. Seluruh papan lambung perahu terdampar di Ara, tali temali dan layarnya terdampar di Bira, sedangkan lunas yang ada pada haluan sampai buritan terhempas di Lemo Lemo[1].

Menurut cerita, bagian-bagian perahu itu dirakit kembali oleh masyarakat menjadi sebuah perahu yang megah dan kelak perahu itu dinamakan perahu pinisi atau penes . Dari cerita rakyat inilah konon muncul ungkapan " Panre patangan’na Bira, Paingkolo tu Arayya, Pabingkung tu Lemo Lemoa". Maksudnya ahli melihat dari Bira, ahli memakai singkolo (alat untuk merapatkan papan ) dari Ara, dan ahli menghaluskan dari Lemo Lemo. Ungkapan ini berkaitan dengan kemarnpuan membuat perahu yang akhirnya diwariskan turun temurun. Para pengguna perahu pinisi yakin, jika para ahli dari ketiga daerah ini terlibat dalam pembuatan perahu, maka dapat dipastikan bahwa hasilnya akan sangat prima.

Referensi :

· Sumber Media, 1999. Perahu Pinisi : Nenek Moyangku Orang Pelaut Desember 1999.

· www.sumsel.com, 2003. Sebuah Refleksi terhadap Epos Lagaligo. Desember 2003

· www makassar go id, 2004. Wisata Makassar. Kesima Tours & Travel SMK Neg 4 Makassar

· www makassar go id., 1999. Tentang Makassar, 7 januari 1999

· www makassar go id, 1999. Pariwisata. 15 Januari 1999



[1] Menurut cerita, Sawerigading dengan We Cudai Daeng Risompa dari Kerajaan Cina-Wajo mempunyai anak bernama La Galigo. Anak Sawerigading ini menjadi Raja Luwu keempat (www makassar go id, 1999).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar